Jumat, 21 September 2007

Bersyukur dengan membayar pajak.


Merdeka!!!!! Lho….lho? Kok? Ada apa ini??? (pake gaya Benoe Boeloe TransTV) Kok tiba-tiba teriak merdeka? Tanggal 21 September 2007 kok teriak merdeka???
Hehehehe….. Tahukah anda bahwa pada hari ini, Jumat Legi, tanggal 21 September 2007, adalah bertepatan dengan tanggal 9 Ramadhan 1428 H. Pada tanggal 9 Ramadhan 1364 H, atau 64 tahun yang lalu (kalender islam/hijriyah) persis bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 1945, hari proklamasi kemerdekaan negara kita. Jadi ya tidak salah lah kalau masih semangat teriak merdeka…. Hehehehe….
Oiya… kalo main “othak athik mathuk”, angka 17-8-19-45 jika dikaitkan dengan Al Qur’an, ayat-ayat pada surat 17 ayat 8, dan surat 19 ayat 45 d
apat kita jadikan pedoman untuk kita hidup berbangsa & bernegara lho…. Luar biasaaaaaaa….. (ah masa’ sih?).
Mari kita lihat. (Jadi inget gaya mengajar dosen favorit trimester II 2007 di maksi UGM nih.. . Maaf Pak)

Surat Al Israa ayat 7 & 8:
7. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.
8. Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan) niscaya kami kembali (mengazabmu) dan kami jadikan neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.

Ayat di atas bercerita tentang Bani Israil / Bangsa Israel yang mendapat azab ketika mendustakan nikmat Allah.

Kemudian pada surat 19 ayat 45:
45. Wahai bapakku, Sesungguhnya Aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan yang Maha pemurah, Maka kamu menjadi kawan bagi syaitan".

menceritakan kisah nabi Ibrahim yang memiliki ayah yang tidak percaya pada Tuhan dan kemudian ditimpa azab. Jika dikaitkan dengan sila pertama Pancasila, negara kita adalah negara yang percaya kepada Tuhan Yang Esa.

Lalu, apa kesimpulannya?
Sebagai bangsa yang percaya kepada Tuhan YME, sudah selayaknyalah kita bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepada negara kita tercinta. Banyak cara bersyukur. Salah satunya adalah merawat semua pemberian Tuhan kepada kita. Sebagai bangsa yang besar, nikmat beribu pulau, fasilitas penunjang kehidupan sehari-hari, sudah sepatutnyalah kita jaga. Fasilitas serupa di daerah lain yang belum ada, perlu kita bangun demi kesejahteraan bersama. Untuk merawat, memperbaiki, dan membangun sarana penunjang kehidupan tersebut, dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Sebagai bentuk kesadaran dan kepedulian kita pada kepentingan bersama, kita dapat mewujudkannya dengan bentuk “Membayar Pajak”. Saya yakin, jumlah pajak yang kita bayarkan telah ditentukan dengan tarif yang sesuai dan tidak akan memberatkan, apalagi jika dilatarbelakangi dengan kata amal ketimbang kewajiban. Jika kita tidak peduli terhadap bangsa sendiri….. APA KATA DUNIAAA???????  Wassalam.



Share/Bookmark

4 komentar:

malut mengatakan...

Sebagai warga negara yang baik yaitu warga negara yang sadar akan kebangsannya maka sudah sepantasnya kita harus turut bersama sama dengan pemerintah untuk membangun bangsa ini salah satu tanggunjawab atau partisipasi kita dalam negara ini adalah kesadaran membayar pajak. Kita tahu bersama bahwa sekarang pajak merupakan pengahasil devisa terbesar disamping pendapatan yang lain. Didalam agama islam sebuah firman/hadist yang berbunyi Hubbul Wa atan Minal Iman artinya Cinta Tanah Air dan Bangsa adalah bagian dari Iman. Relevansinya dengan kesadaran kita terutama masyarakat muslim dalam mengeluarkan infak dalam bentuk pajak sebagai kewajiban adalah sebuah keharusan yang tidak bisa ditawar tawar lagi bagi oran yang memiliki kapasitas ekonomi yang baik ini perlu kita dorong terus agar kita menjadi bangsa yang selulu mencintai Negerinya sendiri.

Andi Sulistiyo mengatakan...

Amin.... Semoga bisa terwujud Pak... Dan yang lebih penting, dana pajak yang sudah terhimpun, dapat digunakan secara maksimal, di pos yang tepat, tidak "nyasar" kemana-mana.. Bukan begitu Pak?

Anonim mengatakan...

sebenarnya ada yang penting juga mas.. bahwa kesadaran bersyukur itu bukan hanya untuk wajib pajak, tetapi juga untuk aparat pajak.. bersyukur dengan melaksanakan kewajibannya sebagai pelayan masyarakat dengan baik.. perbaikan sistem dan peningkatan mutu SDM di lingkungan Departemen sekiranya dapat menjadi salah satu usaha yang baik dan patut mendapat perhatian dari kita semua

Andi Sulistiyo mengatakan...

Setuju jeng Aci..... Perbaikan sistem... hmmm poin menarik buat dijadiin calon bahan thesis. :)
Kalo petugas pajak-nya sedang tugas belajar, kewajibannya "belajar" dong.... hmmm bikin paper lagi, ujian lagi.... tapi nunggu uang sakunya kok gak cair2? :( GPP! Tetap harus bersyukur!!! Merdeka!!! Thanks! :)

 

© blogger beta templates | Webtalks